Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

Filosofi

Gambar
3 pilar dalam pengelolaan keuangan pribadi Tiga pilar dalam mengelola keuangan pribadi: Pengelolaan keuangan pribadi membutuhkan tiga kemampuan: Pemasukan : kemampuan untuk menghasilkan uang Investasi : kemampuan untuk menyimpan uang yang diperoleh dari pemasukan dan memperoleh tambahan pemasukan dari uang yang disimpan Pengeluaran : kemampuan untuk menggunakan uang dari pemasukan dan investasi Dan sebagai untuk fondasi dari pilar-pilar tersebut, semua kemampuan tersebut harus didukung dengan kemampuan untuk mencatat aktivitas keuangan yang dilakukan sehingga kondisi keuangan dapat diketahui dan dianalisa agar sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. #MengelolaKeuangan #PerencanaanKeuangan #KeuanganPribadi

Obligasi #InstrumenKeuangan

Obligasi merupakan surat utang yang umumnya memberikan imbalan dalam bentuk pembayaran kupon atau bunga secara berkala (misal setiap 3 bulan, 6 bulan) dan nilai tercatat dari surat utang tersebut akan dibayarkan saat surat utang tersebut berakhir atau biasanya disebut sudah jatuh tempo atau mature . Penerbit obligasi bisa merupakan korporasi atau negara. Potensi pertumbuhan obligasi dipengaruhi oleh tingkat pembayaran kupon dan harga obligasi. Obligasi juga dapat diperdagangkan di pasar sekunder, bergantung kepada ketentuan obligasi tersebut. Faktor-faktor umum yang mempengaruhi harga obligasi adalah suku bunga yang ditentukan oleh bank sentral, namun juga tidak tertutup kemungkinan dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga di negara lain, rating dari obligasi serta kondisi perusahaan jika penerbit adalah perusahaan. Beberapa parameter terkait dengan nilai obligasi adalah: Face value adalah nilai obligasi yang tertera dan menunjukkan nilai yang dapat diperoleh saat obligasi telah jatuh te

Emas #InstrumenKeuangan

Logam mulia, atau umumnya emas, merupakan salah satu bentuk instrumen keuangan yang tradisional yang dapat disimpan dalam bentuk fisik atau tercatat secara elektronik dengan skema penitipan. Potensi pertumbuhan nilai emas umumnya berbanding terbalik dengan nilai-nilai instrumen keuangan lainnya dan jika terdapat kekhawatiran kondisi pasar keuangan yang buruk seperti peningkatan inflasi. Sama seperti mata uang asing,  Tingkat likuiditas emas dapat dikatakan sedang-tinggi karena emas dapat dijual berdasarkan harga jual. Untuk emas fisik, akan membutuhkan proses penjualan sesuai dengan penerbit emas. Emas juga dapat dijadikan sebagai jaminan dalam pegadaian. Risiko counterparty dan penyimpanan untuk emas fisik sama seperti uang tunai. Sedangkan, untuk emas yang tercatat secara elektronik bergantung kepada penyedia jasa perantara perdagangannya. Untuk meminimalisasi risiko, perantara yang dipilih sebaiknya yang terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Risiko

Deposito berjangka #InstrumenKeuangan

Deposito berjangka merupakan bentuk penyimpanan dana selama jangka waktu tertentu dengan suku bunga yang tetap. Potensi pertumbuhan nilai deposito adalah sebesar tingkat suku bunga yang diberikan bank tersebut dan umunya tidak terdapat biaya. Tingkat likuiditas deposito adalah sedang-rendah tergantung pada jangka waktu yang dipilih. Pada beberapa bank, mungkin dapat dilakukan pencairan sebelum jatuh tempo dengan biaya penalti atau tanpa bunga. Risiko counterparty, penyimpanan dan penurunan nilai sama seperti risiko rekening tabungan. Penggunaan deposito berjangka dapat sebagai tempat menyimpan dan menabung dana untuk kebutuhan yang waktunya sudah pasti dan akan terjadi dalam jangka waktu <1-2 tahun dan dana yang akan digunakan sudah tersedia. Deposito juga sering digunakan sebagai bukti kepemilikan dana untuk hal-hal tertentu, seperti dalam proses pengajuan visa ke negara lain.

Rekening Tabungan Berjangka #InstrumenKeuangan

Rekening tabungan berjangka merupakan salah satu produk perbankan agar nasabah dapat menyimpan dana serta secara rutin menyetor dana ke tabungan tersebut hingga jangka waktu tertentu. Jenis rekening ini mendorong kedisiplinan untuk menabung. Potensi pertumbuhan nilai tabungan berjangka adalah sebesar bunga yang diberikan setelah dikurangi biaya. Pada umumnya, bunga yang diberikan lebih besar dari rekening tabungan. Pada beberapa bank diberikan beberapa hadiah atau cashback saat pembukaan, namun bisa terdapat biaya penalti jika terjadi penarikan dana sebelum jangka waktu tabungan selesai. Tingkat likuiditas tabungan ini adalah sedang-rendah tergantung pada jangka waktu yang dipilih. Pada beberapa persyaratan dari masing-masing produk dan bank, sebelum jatuh tempo, dana mungkin dapat dicairkan dengan dikenakan biaya. Risiko counterparty, penyimpanan dan penurunan nilai sama seperti risiko rekening tabungan. Penggunaan rekening tabungan berjangka dapat sebagai tempat menyimpan dan me

Rekening Tabungan #InstrumenKeuangan

Rekening tabungan merupakan penyimpanan dana di Bank. Potensi pertumbuhan nilai tabungan adalah sebesar tingkat suku bunga yang diberikan bank tersebut untuk setiap jenis tabungan setelah dikurangi biaya. Perlu diperhatikan bahwa terdapat jenis tabungan yang tidak memberikan bunga serta terdapat persyaratan lain untuk tidak dikenakan biaya, misal jumlah saldo minimum. Tingkat likuiditas tabungan adalah sangat tinggi karena sudah semakin banyak tempat yang menerima pembayaran dengan kartu debit atau transfer. Risiko counterparty tergantung kepada bank penyedia tabungan. Hingga jumlah tertentu dan dengan kondisi suku bunga tertentu, jumlah dana di tabungan dijamin LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Namun jika terjadi kegagalan pihak bank, maka membutuhkan waktu untuk proses klaim. Risiko penurunan nilai dapat terjadi jika jumlah bunga yang diperoleh lebih kecil dari biaya rekening bank. Jika dana lebih kecil dari jumlah minimal tertentu, maka biaya rekening dapat bertambah (yang biasany

Mata uang asing tunai #InstrumenKeuangan

Uang tunai dalam mata uang asing merupakan salah satu bentuk investasi atau sebagai alat pembayaran jika terdapat kebutuhan dalam mata uang asing tersebut. Potensi pertumbuhan nilai uang tunai dalam mata uang asing akan bergantung kepada nilai tukar mata uang tersebut dengan mata uang asal. Jika nilai tukar mata uang asal ke mata uang asing meningkat, maka terjadi pertumbuhan nilai. Contohnya di tanggal 1 Januari 2021, nilai tukar Rupiah ke USD adalah Rp14.105/USD dan di tanggal 31 Maret 2021, nilai tukarnya adalah Rp14.572/USD (sumber: Bank Indonesia JISDOR) sehingga terjadi pertumbuhan nilai intrinsik sebesar Rp467/USD. Selain itu, juga perlu memperhatikan terdapat perbedaan antara nilai tukar beli dan jual mata uang asing di waktu yang sama (biasa disebut spread) yang masing-masing tempat penukaran mempunyai besaran yang berbeda. Nilai tukar mata uang asing tersebut dicantumkan berdasarkan sudut pandang institusi penukarannya, seperti bank atau pedagang valuta asing. Harga beli me

Dompet Digital #InstrumenKeuangan

Dompet digital merupakan salah satu bentuk penyimpanan dana di aplikasi dompet digital berdasarkan nomor telepon seluler. Potensi pertumbuhan nilai dompet digital adalah 0. Tingkat likuiditas dompet digital sangat tinggi dengan semakin banyaknya penjual atau penerima pembayaran yang menerima pembayaran dengan dompet digital. Risiko counterparty bergantung kepada penyedia jasa aplikasi dompet digital. Risiko penyimpanan dompet digital dapat dikatakan rendah karena jika telepon seluler hilang, maka selama nomor telepon yang sama dapat diperoleh kembali, maka dana yang tersimpan dapat diakses. Risiko penurunan nilai dompet digital dapat dikatakan rendah, karena nilai intrinsik dana tersimpan tidak akan berubah. Jumlah penyimpanan di dompet digital sebaiknya sesuai kebutuhan sehari-hari untuk tempat-tempat yang menerima pembayaran dengan dompet digital, seperti pemesanan layanan pengantaran makanan, pembelian makanan serta untuk memperoleh cashback selama masa promosi. #InstrumenKeua

Kartu Uang Elektronik #InstrumenKeuangan

Kartu Uang Elektronik merupakan salah satu produk perbankan yang menggantikan bentuk uang tunai dari kertas ke kartu. Potensi pertumbuhan nilai kartu uang elektronik sama seperti uang tunai atau 0. Bank tidak memberikan bunga atas uang tunai yang tersimpan di kartu uang elektronik. Tingkat likuiditas kartu uang elektronik dapat dikatakan tinggi, namun penggunaannya tergantung pada ketersediaan alat di sisi penjual atau penerima pembayaran.  Risiko counterparty bergantung kepada bank, sama seperti rekening tabungan. Risiko penyimpanan hampir sama seperti uang tunai karena jika kartu hilang, maka dana dalam kartu tidak dapat dikembalikan, namun karena bentuknya yang ringkas maka penyimpanannya menjadi lebih mudah. Selain itu, jumlah dana yang tersimpan di dalam kartu uang elektronik juga dibatasi (Rp 2 juta per awal 2021). Risiko penurunan nilai kartu uang elektronik tidak ada, karena nilai intrinsik dana tersimpan tidak akan berubah. Jumlah penyimpanan di kartu uang elektronik seba

Uang Tunai #InstrumenKeuangan

Uang tunai merupakan bentuk instrumen keuangan yang paling umum dan dipahami oleh semua orang serta merupakan alat pembayaran yang diterima. Potensi pertumbuhan nilai uang tunai adalah 0 atau tidak ada, karena nilai intrinsik uang tunai tidak akan berubah jika hanya disimpan dalam bentuk tunai tersebut. Namun juga perlu mempertimbangkan nilai ekstrinsik dari uang tunai, yaitu nilai yang dapat ditukarkan dengan suatu barang/jasa. Dengan adanya inflasi, maka nilai ekstrinsik suatu uang cenderung menurun, contohnya di bulan Januari 2010, harga beras grosir adalah Rp6.702/kg, sedangkan di bulan Juli 2020, harga beras grosir adalah Rp12.213/kg (sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/963 ). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa dengan nilai intrinsik uang tunai yang sama di tahun 2020, kita hanya dapat memperoleh beras setengah dari tahun 2010. Tingkat likuiditas uang tunai sangat tinggi karena dapat langsung digunakan sebagai alat pembayaran.