Pilar 2: Penyimpanan / Investasi
Penyimpanan / Investasi
Dalam menyimpan dan melakukan investasi keuangan, kita perlu memahami berbagai jenis instrumen keuangan dan karakteristiknya yang dapat dilihat dari potensi pertumbuhannya, tingkat likuiditasnya dan risikonya sehingga kita dapat menentukan penggunaan yang tepat untuk masing-masing instrumen tersebut sesuai diri dan kebutuhan
Potensi pertumbuhan, atau dapat juga disebut tingkat pengembalian, penting untuk diketahui jika kita bertujuan untuk menyimpan (berinvestasi pada) instrumen keuangan karena menunjukkan seberapa besar nilai intrinsik dari instrumen keuangan dapat meningkat jika hanya disimpan (didiamkan) saja. Contohnya, menyimpan uang di tabungan juga merupakan suatu bentuk investasi dan potensi pertumbuhannya adalah dari bunga tabungan yang didapatkan. Sebagai catatan, untuk pembahasan potensi pertumbuhan, maka yang dimaksud adalah pertambahan nilai intrinsik (atau nilai yang tertera) kecuali jika disebutkan lain.
Tingkat likuiditas penting untuk dipahami karena hal ini menunjukkan seberapa cepat (=waktu) dana tunai dapat diperoleh dari suatu instrumen sejak kita memutuskan untuk mencairkan instrumen tersebut hingga digunakan sebagai alat pembayaran. Jika kita menyimpan seluruh dana di instrumen dengan tingkat likuiditas yang rendah, maka kita kemungkinan akan kesulitan untuk memperoleh dana tunai saat kita membutuhkannya. Berikut beberapa kriteria tingkat likuiditas yang digunakan dalam artikel ini:
Sangat tinggi = dana dapat langsung digunakan
Tinggi = dana dapat tersedia 1-3 hari
Sedang = dana dapat tersedia 4-31 hari
Rendah = dana dapat tersedia >31 hari
Risiko instrumen keuangan penting untuk diketahui dan dipahami karena menunjukkan potensi nilai suatu instrumen keuangan yang dapat berkurang atau bahkan hilang. Perlu dipahami bahwa “risiko” merupakan suatu kemungkinan buruk yang dapat terjadi, namun tidak selalu terjadi. Beberapa jenis risiko instrumen keuangan yang utama, antara lain:
Risiko counterparty: risiko ini terkait dengan seberapa besar pihak yang mengelola instrumen keuangan dapat dipercaya dan tidak terjadi gagal bayar. Jika terjadi gagal bayar, maka berarti nilai instrumen kita hilang.
Risiko penyimpanan: risiko ini terkait dengan seberapa aman penyimpanan instrumen keuangan dari potensi kehilangan. Contohnya uang tunai yang di dompet berpotensi hilang jika terjadi pencopetan.
Risiko penurunan nilai: risiko ini berkaitan erat dengan potensi pertumbuhan karena pada umumnya, risiko yang tinggi diikuti oleh potensi pertumbuhan yang tinggi juga (= high risk, high gain). Jadi, jika suatu instrumen keuangan berpotensi memberikan tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka akan selalu diikuti oleh risiko penurunan nilai yang tinggi juga.
Untuk masing-masing jenis risiko tersebut, berikut kriteria tingkat risiko yang digunakan dalam artikel ini:
Tinggi = risiko kemungkinan besar terjadi
Sedang = risiko dapat terjadi
Rendah = risiko kemungkinan kecil terjadi
Berikut beberapa jenis instrumen keuangan dan investasi yang akan dibahas di beberapa posting mendatang:
- Uang tunai
- Kartu uang elektronik
- Dompet digital
- Uang tunai dalam mata uang asing
- Rekening tabungan bank
- Rekening tabungan berjangka
- Deposito berjangka
- Emas
- Obligasi
- Saham perusahaan publik
- Reksa Dana Pasar Uang
- Reksa Dana Pendapatan Tetap
- Reksa Dana Saham
- Reksa Dana Campuran
- Mata Uang Crypto
- Pinjaman Peer-to-Peer
Komentar
Posting Komentar