Mata uang asing tunai #InstrumenKeuangan
Uang tunai dalam mata uang asing merupakan salah satu bentuk investasi atau sebagai alat pembayaran jika terdapat kebutuhan dalam mata uang asing tersebut.
Potensi pertumbuhan nilai uang tunai dalam mata uang asing akan bergantung kepada nilai tukar mata uang tersebut dengan mata uang asal. Jika nilai tukar mata uang asal ke mata uang asing meningkat, maka terjadi pertumbuhan nilai. Contohnya di tanggal 1 Januari 2021, nilai tukar Rupiah ke USD adalah Rp14.105/USD dan di tanggal 31 Maret 2021, nilai tukarnya adalah Rp14.572/USD (sumber: Bank Indonesia JISDOR) sehingga terjadi pertumbuhan nilai intrinsik sebesar Rp467/USD. Selain itu, juga perlu memperhatikan terdapat perbedaan antara nilai tukar beli dan jual mata uang asing di waktu yang sama (biasa disebut spread) yang masing-masing tempat penukaran mempunyai besaran yang berbeda.
Nilai tukar mata uang asing tersebut dicantumkan berdasarkan sudut pandang institusi penukarannya, seperti bank atau pedagang valuta asing. Harga beli menunjukkan bahwa bank akan membeli dengan nilai tukar beli yang tercantum, sedangkan harga jual adalah bank akan menjual sesuai nilai tukar jual yang tercantum. Dengan adanya perbedaan nilai tukar jual dan beli dala satu waktu, maka jika kita melakukan pembelian mata uang asing dan kemudian langsung menjualnya, maka nilai yang kita dapatkan akan menurun.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi nilai tukar tersebut antara lain kondisi ekonomi global (terutama untuk mata uang utama seperti USD, GBP, EUR, AUD, JPY), kondisi ekonomi masing-masing negara, tingkat suku bunga dari masing-masing negara, kondisi perdagangan dan investasi antar negara.
Tingkat likuiditas uang tunai dalam mata uang asing sama seperti uang tunai mata uang asal dengan sedikit perbedaan bahwa dibutuhkan prosedur penukaran dan jika di hari libur maka tempat penukaran uang tunai akan terbatas dan mungkin dengan nilai tukar yang sedikit lebih rendah (jika menukar dari mata uang asing ke mata uang asal).
Risiko counterparty dan risiko penyimpanan tidak terdapat perbedaan dari uang tunai.
Risiko penurunan nilai dapat terjadi pada nilai mata uang asal yang berdasarkan kurs antar mata uang.
Jumlah penyimpanan uang tunai dalam mata uang asing sebaiknya bergantung kepada kebutuhan akan mata uang asing tersebut yang akan terjadi dalam waktu dekat (misal pembelian barang, traveling) atau dapat terjadi secara tiba-tiba.
#InstrumenKeuangan #InstrumenKeuanganPribadi
Komentar
Posting Komentar